News  

Skandal Himateta Unsri: Pembinaan Mahasiswa Baru Terbongkar, Apa Sebenarnya Terjadi?

Avatar of Detikcoy
Skandal Himateta Unsri Pembinaan Mahasiswa Baru Terbongkar Apa Sebenarnya Terjadi

Insiden di Universitas Sriwijaya (Unsri) Palembang, di mana mahasiswa baru dipaksa saling mencium kening, telah menyita perhatian nasional. Video kejadian tersebut memicu kecaman publik dan tuntutan agar kampus lebih serius menjamin keamanan dan kenyamanan mahasiswa baru selama kegiatan pengenalan kampus.

Kejadian ini telah menimbulkan keprihatinan luas, mendorong evaluasi menyeluruh atas proses pengenalan mahasiswa baru di perguruan tinggi. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) pun angkat bicara. Sekretaris Jenderal Kemdikbudristek, Togar M. Simatupang, menekankan pentingnya proses pembinaan mahasiswa baru yang terencana, terkendali, dan mengedepankan nilai kemanusiaan.

Kementerian telah menerima laporan resmi dari Rektor Unsri terkait insiden tersebut. Laporan tersebut merinci langkah-langkah yang telah diambil Unsri, termasuk penghentian seluruh kegiatan Himateta, pembekuan organisasi selama setahun, serta pembentukan tim investigasi. Langkah-langkah ini dianggap sebagai upaya serius Unsri dalam menegakkan aturan dan mencegah kejadian serupa terulang.

Lebih lanjut, Rektorat Unsri tak hanya memberikan sanksi administratif. Ketua dan Wakil Ketua Himateta, Ketua Angkatan 2023, serta seluruh panitia kegiatan telah dipanggil untuk dimintai keterangan. Proses investigasi saat ini ditangani oleh Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Perguruan Tinggi (PPKPT) Unsri. Satgas ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi sanksi yang seimbang dan adil.

“Setiap insan dan lembaga terlibat harus akuntabel untuk menjamin ruang kampus yang aman dan inklusif,” tegas Sekjen Kemdikbudristek, Togar M. Simatupang, menekankan pentingnya tanggung jawab bersama dalam menciptakan lingkungan kampus yang aman dan nyaman.

Kasus ini memicu perdebatan mengenai metode pengenalan mahasiswa baru yang tepat. Banyak pihak berpendapat bahwa aktivitas yang melibatkan pemaksaan fisik harus dihapuskan karena bertentangan dengan nilai-nilai pendidikan. Kampus didorong untuk menerapkan model pembinaan yang lebih berfokus pada pendidikan karakter, pelatihan kepemimpinan, dan penguatan solidaritas tanpa kekerasan.

Kemdikbudristek mengajak seluruh perguruan tinggi untuk menjadikan peristiwa di Unsri sebagai pembelajaran berharga. Dengan komitmen bersama, pembinaan mahasiswa dapat diarahkan untuk membangun karakter positif, mendorong kreativitas, dan memperkuat rasa saling menghormati. Hal ini akan menciptakan lingkungan kampus yang lebih aman, inklusif, dan mendukung perkembangan mahasiswa secara optimal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *