Joko Widodo (Jokowi), mantan Presiden Republik Indonesia, kini menorehkan namanya di kancah global. Setelah menyelesaikan masa jabatannya, Jokowi ditunjuk sebagai penasihat di Bloomberg New Economy, sebuah langkah yang mengundang rasa penasaran publik. Penunjukan ini menjadi bukti nyata bahwa pengaruh Jokowi di dunia internasional terus bersinar, bahkan setelah purna tugas.
Keputusan ini menempatkan Jokowi dalam jajaran Dewan Penasihat Global Bloomberg New Economy, sejajar dengan tokoh-tokoh penting di bidang ekonomi dan pemerintahan dunia. Lantas, apa sebenarnya yang melatarbelakangi penunjukan ini? Apa pula dampaknya bagi Indonesia?
**Jejak Rekam Jokowi di Mata Dunia**
Penunjukan Jokowi bukan sekadar pengakuan personal, melainkan juga refleksi dari peran vital Indonesia dalam dinamika ekonomi global. Bloomberg New Economy sendiri menyoroti rekam jejak Jokowi yang unik. Ia adalah presiden Indonesia pertama yang berasal dari kalangan non-militer atau non-elite politik.
Dalam pernyataan resminya, Bloomberg menggarisbawahi bagaimana Jokowi, sebagai politisi, insinyur, dan pengusaha, berhasil memimpin negara berkembang dengan peran ekonomi yang semakin signifikan. Perspektif segar inilah yang dianggap krusial dalam forum global yang kini menghadapi berbagai tantangan.
**Peran Strategis Jokowi di Panggung Global**
Dewan Penasihat Global Bloomberg New Economy dibentuk untuk memberikan ide-ide strategis terkait isu-isu kompleks, mulai dari perubahan perdagangan, investasi, teknologi, hingga krisis iklim. Kehadiran Jokowi dianggap sangat penting untuk membuka dialog yang lebih inklusif.
Sebagai seorang penasihat, peran Jokowi melampaui sekadar memberikan nama. Tugas utamanya adalah memberikan masukan strategis berdasarkan pengalamannya selama 10 tahun memimpin negara berkembang, khususnya dalam menjaga stabilitas ekonomi di tengah ketidakpastian global.
Peran ini juga mencakup menjadi jembatan antara Asia Tenggara, khususnya Indonesia, dengan para pemimpin global lainnya. Kontribusi utama Jokowi meliputi:
* Memberikan nasihat strategis berdasarkan pengalamannya terkait isu perdagangan, investasi, dan teknologi digital.
* Mendorong sinergi antara sektor publik dan swasta untuk mencari solusi inovatif.
* Membawa perspektif unik dari kawasan Asia Tenggara sebagai motor pertumbuhan ekonomi dunia.
Penunjukan ini dapat disebut sebagai bentuk “diplomasi ekonomi tidak langsung”. Melalui forum ini, Indonesia memiliki perwakilan yang dapat memfasilitasi komunikasi dan membuka peluang bisnis serta investasi baru. Hal ini merupakan kelanjutan dari upaya Jokowi selama menjabat, yang berhasil meningkatkan minat investor asing ke Indonesia.
**Dampak Positif Bagi Indonesia dan Masyarakat**
Masuknya Jokowi ke dalam lingkaran elite global ini memberikan dampak positif bagi Indonesia. Di tingkat negara, citra dan pengaruh Indonesia di mata dunia akan meningkat, memperkuat posisi kita dalam diskusi isu-isu ekonomi global.
Bagi masyarakat, keterlibatan ini membuka peluang baru. Jokowi dapat ‘menjual’ potensi Indonesia dalam pertemuan dengan para CEO perusahaan teknologi raksasa, membuka peluang investasi dan lapangan kerja baru di sektor strategis.
Selain itu, wawasan yang diperoleh dari forum ini juga dapat membantu pemerintah merancang kebijakan yang lebih tepat sasaran untuk pembangunan berkelanjutan.
Forum berikutnya dari Bloomberg New Economy rencananya akan diadakan di Singapura pada 19-21 November 2025 dengan tema “Thriving in an Age of Extremes”. Kehadiran Jokowi akan menjadi sorotan utama, menandai babak baru dalam perannya di kancah dunia.