Di tengah sorotan tajam terhadap proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh), publik dikejutkan dengan pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan Ignasius Jonan, mantan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI). Pertemuan ini menimbulkan berbagai spekulasi, terutama mengingat Jonan pernah menjabat sebagai Dirut KAI pada periode 2009-2014 di era Presiden Joko Widodo.
Jonan sendiri mengaku bahwa pertemuan tersebut tidak membahas isu Whoosh sama sekali. Lalu, apa yang sebenarnya menjadi pokok bahasan dalam pertemuan penting ini? Mari kita simak lebih lanjut.
Pertemuan di Istana: Diskusi Program dan Kemungkinan Kabinet
Jonan mengungkapkan bahwa pertemuannya dengan Prabowo lebih fokus pada diskusi mengenai program-program yang akan dijalankan. Ia juga menyampaikan rasa terima kasihnya atas kesempatan untuk berbagi pandangan sebagai warga negara.
Respons Terhadap Isu Whoosh
Menanggapi isu Whoosh yang sedang ramai diperbincangkan, Jonan menegaskan bahwa ia tidak dimintai pandangan atau masukan mengenai proyek tersebut. Ia beralasan sudah pensiun dan tidak lagi menyampaikan pendapat terkait hal itu.
Namun, Jonan memberikan penilaian bahwa secara operasional proyek Whoosh berjalan baik. Ia juga meyakini bahwa Prabowo memiliki pendekatan tersendiri dalam menangani isu tersebut.
Kemungkinan Bergabung dalam Kabinet
Dalam kesempatan tersebut, Jonan juga ditanyai mengenai kemungkinan dirinya bergabung dalam kabinet pemerintahan Prabowo. Ia tidak menutup kemungkinan jika memang diminta untuk kembali mengabdi.
“Kalau ditugaskan ya selama saya bisa, pasti mau. Tapi enggak ada tawaran apa pun, hanya diskusi sebagai rakyat saja,” jelasnya.
Kontroversi Whoosh: Penolakan Jonan di Masa Lalu
Sebelumnya, pakar transportasi Agus Pambagio menyebutkan bahwa Ignasius Jonan termasuk pihak yang menolak proyek Whoosh sejak awal. Agus mengungkapkan hal ini dalam sebuah podcast.
“Yang menolak waktu itu dua orang, saya dan Pak Jonan. Dia bilang proyeknya terlalu mahal, konsesinya 50 tahun dan banyak kejanggalan,” ungkap Agus.
Penolakan tersebut disebut berisiko pada posisinya sebagai Menteri Perhubungan kala itu.
Mahfud menjelaskan bahwa Jonan menolak proyek tersebut karena bunga pinjaman proyek naik signifikan dari 0,1 persen menjadi 2 persen, meskipun nilai proyek menurun.
Spekulasi di Balik Pertemuan
Kini, kemunculan Jonan di Istana di bawah pemerintahan baru memunculkan berbagai spekulasi. Meski Jonan menegaskan hanya hadir untuk berdiskusi, bukan membahas Whoosh, publik tetap menantikan perkembangan selanjutnya.













