Bappenas Kolaborasi Tiga PTN: Konsorsium Riset Perencanaan Tata Negara Baru

oleh

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) berkolaborasi dengan tiga universitas negeri ternama dalam membentuk Konsorsium Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri (RSPTN). Inisiatif ini menandai langkah signifikan dalam memajukan sistem kesehatan Indonesia. Ketiga universitas tersebut adalah Universitas Gadah Mada (UGM), Universitas Diponegoro (Undip), dan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed).

Konsorsium ini bertujuan untuk mengintegrasikan rumah sakit pendidikan dengan sistem Academic Health System (AHS). Integrasi ini diharapkan akan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, pendidikan kedokteran, dan riset medis di Indonesia. Langkah ini sejalan dengan visi pemerintah untuk menciptakan layanan kesehatan nasional yang mandiri, inovatif, dan berkelanjutan.

Menteri PPN/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, menekankan pentingnya sektor kesehatan sebagai prioritas utama pembangunan nasional. Beliau menyatakan bahwa RSPTN yang terintegrasi dengan AHS akan memperkuat kompetensi tenaga medis, memperluas akses layanan kesehatan, dan mendorong inovasi yang relevan dengan masalah kesehatan lokal.

“Integrasi RS-PTN dengan AHS akan memberikan dampak signifikan terhadap kualitas pelayanan dan pendidikan kesehatan di Indonesia,” tegas Rachmat dalam keterangan resminya pada Rabu, 13 Agustus 2025. Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya kolaborasi ini dalam meningkatkan standar pelayanan kesehatan di Indonesia.

Kolaborasi ini juga dirancang untuk menjawab tantangan kesehatan nasional dan global yang semakin kompleks. Munculnya penyakit baru akibat perubahan iklim, misalnya, memerlukan penanganan berbasis bukti ilmiah dan riset yang terarah. AHS diharapkan mampu menjadi wadah sinergi antara pelayanan kesehatan, pendidikan kedokteran, dan penelitian medis.

Dalam skema AHS, RSPTN akan menjadi pusat integrasi yang menghubungkan pelayanan medis, pembelajaran klinis, dan penelitian kesehatan. Rumah sakit perguruan tinggi akan menjadi pusat pembelajaran klinis lintas disiplin, memfasilitasi kolaborasi antara mahasiswa, tenaga kesehatan, dan peneliti.

Konsorsium ini menargetkan pengembangan model layanan berbasis bukti ilmiah (evidence-based medicine). Teknologi seperti telemedicine dan jaringan rumah sakit satelit akan diperluas untuk menjangkau daerah terpencil. Di bidang riset, RSPTN akan menjembatani penelitian dasar dan praktik klinis, memastikan hasil riset diterjemahkan menjadi kebijakan kesehatan berbasis data.

Rachmat menjelaskan bahwa Kementerian PPN/Bappenas akan mendukung konsorsium RSPTN melalui perencanaan strategis yang memaksimalkan potensi UGM, Undip, dan Unsoed. Kolaborasi ini akan menjadi model nasional untuk membangun sistem kesehatan berbasis riset dan mempercepat pencapaian Visi Indonesia Emas 2045.

“Kementerian PPN/Bappenas akan mendukung konsorsium RS-PTN ini melalui perencanaan strategis yang memaksimalkan potensi UGM, Undip, dan Unsoed,” jelas Rachmat. Pernyataan ini menekankan komitmen pemerintah dalam mendukung keberhasilan inisiatif ini.

Dengan menggabungkan kekuatan riset, pendidikan, dan pelayanan kesehatan, konsorsium RSPTN diharapkan menciptakan sistem kesehatan yang mandiri, berkelanjutan, dan berdaya saing global. Inisiatif ini bukan hanya forum akademik, tetapi juga motor penggerak inovasi kesehatan nasional.

“Ini bukan hanya forum akademik, tetapi motor penggerak inovasi kesehatan nasional. Kolaborasi seperti ini akan membantu kita membangun fondasi kesehatan yang kokoh bagi masa depan Indonesia,” pungkas Rachmat. Pernyataan ini menutup presentasi dengan menekankan dampak jangka panjang dari inisiatif ini terhadap kesehatan masyarakat Indonesia.

Informasi tambahan: Keberhasilan konsorsium ini bergantung pada beberapa faktor kunci, termasuk pendanaan yang memadai, koordinasi yang efektif antara universitas dan Kementerian PPN/Bappenas, serta pengembangan kurikulum dan pelatihan yang sesuai untuk tenaga kesehatan. Evaluasi berkala dan adaptasi terhadap perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat juga penting untuk memastikan keberlanjutan dan relevansi program ini. Keberhasilan inisiatif ini akan menjadi model yang dapat diadopsi oleh perguruan tinggi lainnya di seluruh Indonesia.