Merger Grab-GoTo Ancam Pendapatan, Driver Ojol Cemas Masa Depan

oleh

Para pengemudi ojek online (ojol) di Indonesia tengah diliputi kekhawatiran menyusul rumor rencana merger antara Grab dan GoTo. Kabar ini menimbulkan keresahan signifikan di kalangan mitra pengemudi, terutama terkait potensi penurunan pendapatan yang signifikan.

Kekhawatiran utama adalah pembatasan penggunaan aplikasi. Saat ini, banyak pengemudi yang menggunakan kedua aplikasi tersebut secara bersamaan untuk memaksimalkan pendapatan. Jika merger terjadi, mereka mungkin hanya diizinkan menggunakan satu aplikasi saja, sehingga kesempatan mendapatkan orderan akan berkurang.

Dampak Merger Terhadap Pendapatan Pengemudi Ojol

Ketua Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI), Lily Pujiati, mengungkapkan bahwa pengurangan akses aplikasi akan langsung berdampak pada pendapatan para pengemudi. Mereka akan bergantung pada satu platform saja untuk mencari nafkah, yang bisa mengurangi penghasilan mereka secara drastis.

Pendapatan harian pengemudi ojol saat ini bervariasi, berkisar antara Rp50.000 hingga Rp100.000. Angka ini belum memperhitungkan pengeluaran rutin seperti bensin, pulsa, kuota internet, biaya parkir, perawatan kendaraan, dan potongan yang dibebankan oleh platform aplikasi.

Potongan yang dikenakan platform aplikasi terhadap penghasilan pengemudi bisa mencapai 30% hingga 70% per orderan. Beban ini akan semakin berat jika insentif dari aplikasi dikurangi atau bahkan dihapuskan.

Pengalaman Merger Gojek dan Tokopedia

Kekhawatiran para pengemudi bukan tanpa dasar. Pengalaman pasca-merger Gojek dan Tokopedia pada tahun 2021 memberikan gambaran nyata mengenai potensi penurunan pendapatan. Insentif untuk layanan GoSend Sameday, misalnya, mengalami penurunan yang signifikan.

Sebelum merger, pengemudi GoSend Sameday bisa mendapatkan insentif Rp10.000 untuk lima pengantaran, dan Rp45.000 untuk sepuluh pengantaran. Setelah merger, insentif tersebut turun menjadi Rp5.000 untuk lima pengantaran, dan Rp20.000 untuk sepuluh pengantaran. Ini berarti penurunan pendapatan hingga 50%.

Tanggapan Pihak GoTo

Laporan Reuters menyebutkan bahwa Grab sedang menjajaki akuisisi GOTO pada kuartal II tahun ini dan telah menunjuk penasihat keuangan untuk mempersiapkan rencana tersebut. Namun, GoTo sendiri menyatakan belum ada keputusan final.

Corporate Secretary GOTO, RA Koesoemohadiani, menjelaskan bahwa perusahaan sering menerima berbagai penawaran dan akan mengevaluasi setiap penawaran secara menyeluruh dan hati-hati. Keputusan akhir akan mempertimbangkan nilai jangka panjang bagi pemegang saham dan kepentingan semua pemangku kepentingan, termasuk mitra pengemudi.

Analisis dan Proyeksi

Merger Grab dan GoTo berpotensi menciptakan raksasa teknologi di sektor transportasi dan layanan online di Indonesia. Namun, dampaknya terhadap kesejahteraan para pengemudi ojol perlu dikaji secara mendalam. Regulasi yang melindungi hak-hak pengemudi menjadi sangat penting untuk memastikan mereka tidak dirugikan.

Perlu adanya transparansi dan dialog terbuka antara perusahaan dan pengemudi ojol untuk membahas strategi yang dapat melindungi pendapatan dan kesejahteraan mereka di tengah perubahan lanskap industri ini. Penting juga untuk mengeksplorasi mekanisme perlindungan tambahan bagi pengemudi, seperti asuransi kecelakaan kerja atau program jaminan sosial.

Pemerintah juga perlu berperan aktif dalam mengawasi proses merger ini dan memastikan bahwa kepentingan para pengemudi ojol tetap terlindungi. Perlindungan tersebut dapat berupa peraturan yang mengatur besaran potongan platform, minimal pendapatan pengemudi, maupun jaminan sosial. Sehingga, potensi merger ini tidak hanya menguntungkan perusahaan saja, tetapi juga menciptakan keadilan dan kesejahteraan bagi semua pihak.