PLN dan Pertamina Pacu Potensi Energi Panas Bumi Hingga 530 GW

oleh

PLN dan Pertamina Resmi Bergabung Kembangkan Energi Panas Bumi 530 MW

PT PLN (Persero) dan PT Pertamina (Persero) resmi menjalin kerja sama untuk mengembangkan energi panas bumi guna pembangkit listrik. Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Head of Agreement (HoA), disaksikan langsung oleh CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, Rosan P. Roeslani. Total kapasitas pembangkit listrik yang akan dikembangkan mencapai 530 megawatt (MW), tersebar di 19 proyek.

Proyek ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan peran energi terbarukan (EBT) dalam memenuhi kebutuhan energi nasional. Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menekankan pentingnya langkah ini untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2060 dan mewujudkan kemandirian energi berbasis sumber daya domestik. PLN berperan sentral dalam menyediakan tenaga listrik andal dan berkelanjutan di Indonesia.

“Sebagai lokomotif transisi energi, PLN akan terus mendukung langkah Pemerintah dalam upaya meningkatkan peran EBT secara masif dalam kebutuhan energi di tanah air. Upaya ini tidak hanya penting untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060, tetapi juga untuk mewujudkan kemandirian energi berbasis sumber daya domestik,” jelas Darmawan.

Kerja sama ini diharapkan memperkuat pengembangan dan pemanfaatan energi panas bumi untuk pembangkit listrik. PLN terus menjalin kemitraan strategis untuk mempercepat realisasi target tersebut, memperkuat transformasi energi nasional yang lebih hijau dan efisien. Kolaborasi ini melibatkan PT PLN Indonesia Power (PLN IP) dan Pertamina Geothermal Energy (PGE).

“Kolaborasi dengan Pertamina dan PGE yang difasilitasi oleh Danantara Indonesia menjadi wujud nyata sinergi antarlembaga untuk mempercepat proyek pembangkitan rendah karbon sekaligus memastikan ketahanan pasokan energi nasional,” tambah Darmawan.

Pertamina, melalui PGE, berkomitmen memperluas pemanfaatan sumber daya panas bumi sebagai energi bersih Indonesia. Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, menjelaskan skema kolaboratif yang akan dioptimalkan untuk potensi wilayah kerja panas bumi.

“Melalui kerja sama ini, kami menjajaki skema kolaboratif yang memungkinkan optimalisasi potensi wilayah kerja panas bumi secara terukur dan progresif. Bersama PLN dan Danantara Indonesia, kami siap mempercepat realisasi proyek strategis yang memberikan kontribusi langsung pada target transisi energi nasional dan peningkatan bauran EBT,” ungkap Simon.

Kerja sama ini mencakup penyusunan skema pemanfaatan Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP), penyelarasan dan percepatan implementasi proyek, studi kelayakan teknis dan komersial, serta pembentukan Tim Kerja Bersama dan Joint Committee.

Dari total kapasitas 530 MW, terdapat 19 proyek panas bumi di Sumatra, Jawa, dan Sulawesi. Rinciannya meliputi 7 proyek brownfield (230 MW), 8 proyek yellowfield (potensi 175 MW), dan 4 proyek greenfield (potensi 125 MW). Sebanyak 440 MW akan dipercepat persiapan uapnya oleh Pertamina/PGE dan penyiapan pembangkit listriknya oleh PLN Group. Sementara 90 MW lainnya dikembangkan bersama dengan skema co-generation.

Selain itu, PLN IP dan PGE juga menandatangani Consortium Agreement untuk proyek percontohan pengembangan PLTP Ulubelu Binary 30 MW dan PLTP Lahendong Binary Unit 15 MW, ditargetkan beroperasi pada 2027. Kerja sama ini diharapkan mampu mendorong percepatan pengembangan energi panas bumi di Indonesia dan berkontribusi signifikan terhadap target transisi energi nasional. Pengembangan energi panas bumi ini bukan hanya bermanfaat untuk mengurangi emisi karbon, tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal di daerah-daerah yang memiliki potensi panas bumi. PLN dan Pertamina akan terus berkoordinasi dan bekerja sama untuk memastikan keberhasilan proyek-proyek ini.