Waspadai Ancaman Eksternal, Jaga Momentum Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

oleh

Perekonomian Indonesia pada triwulan II 2025 mencatatkan pertumbuhan yang melampaui ekspektasi pasar, mencapai angka di atas perkiraan awal 4,80 persen. Konsumsi rumah tangga menjadi penggerak utama, menunjukkan daya tahan yang cukup kuat meskipun ada perlambatan di beberapa sektor seperti perlengkapan rumah tangga. Hal ini menunjukkan resiliensi ekonomi domestik di tengah tantangan global.

“Melampaui ekspektasi pasar yang sebelumnya memperkirakan pertumbuhan sekitar 4,80 persen (year-on-year),” ungkap Josua Pardede, Chief Economist Bank Permata, kepada Jawa Pos pada Rabu, 6 Agustus 2025. Pertumbuhan ini didorong oleh berbagai faktor, termasuk peningkatan mobilitas masyarakat selama periode libur Idul Fitri dan Idul Adha.

Konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,97 persen secara year-on-year (YoY). Peningkatan ini terutama terlihat pada sektor transportasi dan komunikasi, makanan dan minuman, serta restoran dan hotel. Meskipun demikian, beberapa sektor mengalami perlambatan, misalnya perlengkapan rumah tangga. Pemerintah dinilai berhasil menjaga daya beli masyarakat melalui stimulus seperti diskon tarif listrik dan subsidi.

“Konsumsi rumah tangga dipandang stabil dan relatif kuat, meskipun terdapat perlambatan pada beberapa komponen seperti perlengkapan rumah tangga,” jelas Josua Pardede menambahkan konteks pentingnya daya beli masyarakat yang terjaga. Stimulus pemerintah turut berperan signifikan dalam menjaga momentum pertumbuhan ini.

Namun, pertumbuhan ekonomi ini juga didukung oleh lonjakan investasi yang signifikan. Investasi ini didorong oleh belanja modal pemerintah dan peningkatan impor barang modal. Sektor konstruksi dan manufaktur turut merasakan dampak positifnya, dengan pertumbuhan masing-masing 4,98 persen dan 5,68 persen YoY. Hal ini menunjukkan keberhasilan pemerintah dalam mendorong investasi dan pembangunan infrastruktur.

Sektor manufaktur, kendati tumbuh positif, tetap menghadapi tantangan. Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia versi S&P Global masih berada di level 49,2 pada Juli 2025, mengindikasikan kondisi bisnis yang belum pulih sepenuhnya. Lemahnya permintaan global, perlambatan ekspor, dan faktor eksternal lainnya menjadi penyebab utama.

Namun, data dari Bank Indonesia (BI) menunjukkan gambaran yang sedikit berbeda. PMI manufaktur versi BI mencatat angka 50,89 persen, menunjukkan sektor manufaktur tetap berada di zona ekspansi moderat. Ini mengindikasikan bahwa aktivitas produksi masih mampu bertahan, bahkan meningkat di beberapa subsektor tertentu. Perbedaan data ini perlu diteliti lebih lanjut untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif.

“Sebaliknya, PMI (Prompt Manufacturing Index) versi Bank Indonesia (BI) mencatat sektor manufaktur tetap dalam zona ekspansi moderat, sebesar 50,89 persen. Yang mengindikasikan bahwa aktivitas produksi masih mampu bertahan dan bahkan mengalami peningkatan di beberapa subsektor tertentu,” kata Josua menjelaskan perbedaan data PMI. Hal ini menunjukkan pentingnya melihat data dari berbagai sumber untuk mendapatkan gambaran yang lebih utuh.

Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan II 2025 dinilai positif dan di luar ekspektasi, terutama didukung oleh rebound investasi dan daya beli rumah tangga yang terjaga. Libur hari besar dan libur sekolah turut berkontribusi positif. Namun, perlu diingat bahwa kinerja positif ini masih rentan terhadap risiko eksternal seperti ketegangan perdagangan global, inflasi harga komoditas, dan potensi tekanan pada rupiah serta pasar keuangan.

“Khususnya dampak dari ketegangan perdagangan global, inflasi harga komoditas, serta potensi tekanan pada rupiah dan pasar keuangan yang dapat memengaruhi pertumbuhan di semester kedua 2025,” pungkas Josua Pardede, menyoroti potensi tantangan ke depan. Pemerintah perlu menyiapkan strategi mitigasi untuk menghadapi berbagai risiko tersebut demi menjaga momentum pertumbuhan ekonomi yang positif. Pemantauan yang ketat terhadap indikator ekonomi makro sangat penting untuk mengantisipasi potensi guncangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.