News  

BMKG Bali: Tejakula Krisis Air, Musim Hujan Datang Akhir Tahun ? Apa Solusinya ?

Avatar of Detikcoy
BMKG Bali Tejakula Krisis Air Musim Hujan Datang Akhir Tahun Apa Solusinya

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Bali mengeluarkan peringatan dini terkait potensi kekeringan ekstrem di wilayah utara Pulau Dewata. Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan seiring dengan perubahan cuaca yang terjadi.

Kondisi ini menjadi perhatian serius karena dapat berdampak luas pada berbagai sektor kehidupan, terutama pertanian dan ketersediaan air bersih. Informasi ini penting untuk diketahui dan menjadi dasar bagi langkah-langkah antisipasi yang perlu diambil.

Kecamatan Tejakula dalam Kategori Awas Kekeringan

Penyebab Kekeringan

Kecamatan Tejakula di Kabupaten Buleleng kini masuk dalam kategori awas kekeringan. Hal ini disebabkan oleh periode tanpa hujan yang telah berlangsung lebih dari 60 hari berturut-turut. Kondisi ini merupakan bagian dari fenomena kekeringan meteorologis, yang disebabkan oleh berkurangnya curah hujan dalam periode panjang selama musim kemarau.

Pernyataan Kepala Stasiun Klimatologi Bali

Kepala Stasiun Klimatologi Bali, Aminudin Ar Roniri, menjelaskan bahwa kekeringan di Tejakula adalah dampak dari kurangnya curah hujan dalam jangka waktu yang lama.

“Wilayah Tejakula memang dalam kondisi kering ekstrem berdasarkan indeks curah hujan yang menunjukkan nilai minus dua,”

Ia juga menambahkan bahwa kondisi ini diperkirakan tidak akan berlangsung lama.

“Namun, kondisi ini tidak akan berlangsung lama karena pada Desember 2025 kita perkirakan Bali sudah mulai memasuki musim hujan,”

Potensi Dampak

Kategori awas kekeringan yang ditetapkan BMKG menunjukkan bahwa prakiraan curah hujan di wilayah tersebut berada di bawah 20 milimeter per dasarian dengan peluang lebih dari 70 persen. Artinya, peluang turunnya hujan di Tejakula dalam waktu dekat sangat kecil.

Wilayah Lain dalam Status Siaga

Kecamatan Kubu

Selain Tejakula, BMKG juga mencatat Kecamatan Kubu di Kabupaten Karangasem sebagai wilayah yang masuk kategori siaga kekeringan. Meskipun belum separah Tejakula, daerah tersebut tetap berpotensi mengalami penurunan ketersediaan air jika kondisi kering berlanjut hingga beberapa pekan ke depan.

Tingkat Curah Hujan

Untuk kategori siaga, curah hujan diperkirakan berada di bawah 20 milimeter per dasarian dengan nilai indeks hujan antara minus 1,50 hingga minus 1,99.

Langkah Mitigasi dan Antisipasi

Imbauan Pemerintah Daerah

Masyarakat diimbau untuk mengambil langkah-langkah mitigasi, terutama untuk sektor pertanian dan ketersediaan air bersih. Pemerintah daerah dan masyarakat diminta untuk bekerja sama dalam menghadapi potensi kekeringan ini.

Langkah Mitigasi

  • Penghematan air.
  • Pengaturan jadwal tanam.
  • Pemantauan sumber air secara rutin.
  • Prakiraan Musim Hujan

    Awal Musim Hujan

    BMKG memproyeksikan bahwa awal musim hujan di sebagian besar wilayah Bali, termasuk Buleleng dan Karangasem, akan dimulai pada Desember 2025. Sebelum itu, biasanya akan terjadi hujan ringan hingga sedang yang menjadi pertanda peralihan musim.

    Puncak Musim Hujan

    Puncak musim hujan di Bali diperkirakan terjadi pada Januari hingga Februari 2026. Dari total 20 zona musim di Bali, sekitar 55 persen wilayah akan mengalami puncak hujan pada Februari, sementara 45 persen sisanya mencapai puncak pada Januari.

    Dengan adanya informasi ini, diharapkan masyarakat dapat mengambil langkah-langkah antisipasi yang diperlukan. BMKG akan terus melakukan pemantauan dan pembaruan data iklim untuk memastikan informasi yang disampaikan tetap akurat dan dapat digunakan sebagai dasar kebijakan mitigasi bencana di daerah.

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *