Kejaksaan Agung (Kejagung) berhasil mengembalikan 81.793 hektare lahan di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Riau, ke fungsi konservasinya. Lahan ini sebelumnya telah dikuasai masyarakat selama 21 tahun dan mengalami alih fungsi.
Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, memberikan apresiasi tinggi atas keberhasilan Kejagung ini. Ia menekankan bahwa tindakan tersebut bukan hanya penegakan hukum semata, tetapi juga merupakan kontribusi nyata dalam penyelamatan lingkungan hidup.
Sahroni menyebut keberhasilan ini sangat penting di tengah maraknya alih fungsi lahan yang mengancam kelestarian alam dan berkontribusi pada krisis iklim. Langkah Kejagung ini dinilai sebagai contoh nyata penyelamatan lingkungan oleh sebuah institusi negara.
Penyelamatan Lingkungan dan Keadilan Sosial
Sahroni menambahkan bahwa penyelamatan lingkungan merupakan aspek krusial dalam menjaga kedaulatan negara, setara pentingnya dengan pemulihan kerugian negara. Kedua aspek ini harus berjalan beriringan dan saling mendukung.
Ia berharap keberhasilan di TNTN menjadi contoh penertiban kawasan konservasi lainnya yang menghadapi masalah serupa. Hal ini penting untuk mengembalikan keseimbangan ekosistem dan pelestarian alam.
Namun, Sahroni juga menekankan pentingnya solusi bagi masyarakat yang telah bermukim atau menggarap lahan tersebut. Keadilan ekologis harus sejalan dengan keadilan sosial, sehingga proses pemulihan tidak memicu konflik baru.
Tantangan dan Solusi di Kawasan Konservasi
Taman Nasional Tesso Nilo, sebagai habitat bagi berbagai flora dan fauna langka, termasuk harimau Sumatera, rentan terhadap kerusakan lingkungan akibat alih fungsi lahan. Perlu upaya berkelanjutan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Keberhasilan Kejagung ini memberikan harapan dalam upaya konservasi, namun tantangan masih ada. Perlu kerjasama berbagai pihak, mulai dari pemerintah, masyarakat sekitar, hingga lembaga swadaya masyarakat (LSM) untuk memastikan keberlanjutan pengelolaan TNTN.
Program-program pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar kawasan konservasi sangat penting. Hal ini dapat mengurangi ketergantungan masyarakat pada aktivitas yang merusak lingkungan, seperti perambahan hutan untuk pertanian atau perkebunan.
Pentingnya Edukasi dan Partisipasi Masyarakat
Edukasi dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya konservasi merupakan kunci keberhasilan jangka panjang. Masyarakat perlu dilibatkan secara aktif dalam pengelolaan dan pengawasan kawasan konservasi.
Pendekatan yang integratif dan partisipatif sangat diperlukan, dengan melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan dan pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan. Hal ini akan memastikan keberhasilan upaya konservasi dan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Dengan demikian, keberhasilan di TNTN diharapkan dapat menjadi model yang dapat direplikasi di kawasan konservasi lainnya di Indonesia, dengan penekanan pada aspek penegakan hukum, pemberdayaan masyarakat, dan edukasi lingkungan.