Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar, melakukan peninjauan langsung ke beberapa masjid di Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara. Kunjungan ini bertujuan untuk memastikan kesiapan pelaksanaan Shalat Iduladha 1446 H yang jatuh pada tanggal 6 Juni 2025.
Dalam kunjungannya, Menag mengunjungi Masjid Al-Khairiyah yang telah beroperasi dan Masjid Al-Ikhlas yang masih dalam tahap pembangunan. Beliau menyatakan kepuasannya terhadap kesiapan Masjid Al-Khairiyah dan mengamati perkembangan pembangunan Masjid Al-Ikhlas yang sudah menunjukkan kemajuan signifikan.
Nasaruddin Umar menekankan pentingnya peran masjid sebagai pusat ibadah dan pemersatu umat. Ia juga menyinggung pentingnya menjaga kondusivitas dan kerukunan antar umat beragama di lingkungan sekitar masjid.
Kesiapan Masjid untuk Shalat Iduladha
Peninjauan Menag meliputi aspek fisik masjid, seperti kebersihan, ketersediaan tempat wudhu, dan kapasitas tempat shalat. Selain itu, beliau juga menanyakan kesiapan panitia penyelenggara shalat Iduladha terkait pengaturan jamaah dan keamanan.
Masjid Al-Khairiyah, menurut pengamatan Menag, telah siap untuk menampung jamaah yang diperkirakan akan membludak saat Shalat Iduladha. Sedangkan Masjid Al-Ikhlas ditargetkan rampung sebelum hari raya, sehingga dapat digunakan pula untuk menampung jamaah.
Pihak pengelola masjid juga telah mempersiapkan berbagai keperluan shalat, mulai dari sajadah hingga perlengkapan kebersihan. Koordinasi dengan pihak keamanan setempat juga telah dilakukan untuk memastikan kelancaran pelaksanaan shalat.
Toleransi Beragama di PIK
Menag juga mengapresiasi keberadaan berbagai rumah ibadah di PIK yang berdiri berdampingan, menunjukkan semangat toleransi dan keberagaman yang tinggi. Beliau menilai, keberadaan simbol-simbol keagamaan yang beragam tidak perlu ditakutkan selama tidak disembah.
Hal ini menurutnya, justru mencerminkan keindahan keberagaman dan memperkuat rasa persatuan di tengah masyarakat majemuk. Pentingnya menjaga harmoni antar umat beragama dan saling menghormati keyakinan masing-masing sangat ditekankan.
Keberadaan rumah ibadah yang beragam di PIK diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia untuk menciptakan lingkungan yang rukun dan toleran. Hal ini penting untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
Antusiasme Warga PIK
Menag mengaku terkejut dengan antusiasme warga PIK yang tinggi dalam beribadah. Hal ini menunjukkan bahwa PIK, meskipun terkesan eksklusif, memiliki kehidupan spiritual yang dinamis dan aktif.
Anggapan bahwa PIK merupakan kawasan eksklusif yang tertutup, menurut Menag, perlu diluruskan. Kunjungannya kali ini membuktikan bahwa kawasan tersebut memiliki kehidupan keagamaan yang semangat dan inklusif.
Kehadiran jamaah yang banyak dalam shalat berjamaah menunjukkan kehidupan beragama yang sehat dan aktif di PIK. Ini menjadi contoh yang baik bagi daerah lain untuk membina kerukunan dan keharmonisan dalam keberagaman.
Komitmen Agung Sedayu Group
Agung Sedayu Group, pengembang PIK, menyatakan komitmennya untuk terus memperkuat nilai-nilai toleransi dan kebangsaan. Komitmen ini diwujudkan melalui pembangunan berbagai rumah ibadah lintas agama.
Pembangunan rumah ibadah lintas agama di PIK merupakan implementasi nyata dari semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Hal ini menunjukkan keseriusan pengembang dalam membangun lingkungan yang harmonis dan toleran.
Agung Sedayu Group juga berencana untuk terus mendukung kegiatan keagamaan di PIK, sejalan dengan komitmen mereka untuk menciptakan masyarakat yang rukun dan damai.
Menag juga berencana untuk melakukan kunjungan serupa ke daerah-daerah lain di Indonesia untuk memantau kesiapan pelaksanaan Shalat Iduladha dan memastikan terlaksananya ibadah dengan aman dan lancar.