Pencarian Hari Kedua Kapal Tenggelam KMP Tunu Pratama Jaya Belum Temukan Korban

oleh

Operasi pencarian korban tenggelamnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya di Selat Bali memasuki hari kedua tanpa hasil signifikan. Deputi Operasi SAR dan Kesiapsiagaan Basarnas, Laksamana Muda TNI Ribut Eko Suyatno, menyatakan hingga Jumat (4/7), belum ada penemuan baru.

Tim SAR gabungan mengerahkan tiga Search and Rescue Unit (SRU): darat, laut, dan udara. SRU darat menyisir Pantai Gilimanuk dan Ketapang, dibantu tim trauma healing. SRU laut melibatkan kapal-kapal dari TNI AL, Polri, KPLP, ASDP, Basarnas, dan Gapasdap, melakukan pencarian di area yang luas.

SRU udara menggunakan pesawat CN 235 dan helikopter Rescue Basarnas 3606 untuk pencarian udara, namun hingga kini belum membuahkan hasil. Keterbatasan jarak pandang akibat penurunan visibilitas dari 10 kilometer menjadi 3 kilometer, serta peningkatan tinggi gelombang dari 0,5-1,2 meter menjadi 2-2,5 meter, menjadi kendala utama.

Korban dan Pencarian Berkelanjutan

Hingga Jumat malam (4/7), total korban yang telah dievakuasi berjumlah 36 orang: 30 selamat dan 6 meninggal dunia. Berdasarkan manifes, KMP Tunu Pratama Jaya membawa 65 orang (53 penumpang dan 12 kru), artinya masih ada 29 orang yang belum ditemukan. Pencarian akan dilanjutkan pada Sabtu (5/7).

Kondisi cuaca ekstrem di Selat Bali, khususnya gelombang tinggi mencapai 2,5 meter, diduga menjadi penyebab utama tragedi ini. Kapal dilaporkan kehilangan stabilitas dan tenggelam di koordinat -08°09.371′, 114°25, 1569. KMP Tunu Pratama Jaya sempat mengirim sinyal darurat pukul 00.16 WITA dan mengalami mati lampu (blackout) pukul 00.19 WITA.

Analisis dan Rekomendasi

Kejadian ini menyoroti pentingnya peningkatan standar keselamatan pelayaran dan kesiapsiagaan menghadapi cuaca buruk. Perlu evaluasi menyeluruh terhadap prosedur keselamatan di kapal, termasuk sistem komunikasi darurat dan kemampuan kapal menghadapi kondisi laut yang ekstrem.

Selain itu, koordinasi antar instansi terkait dalam operasi SAR perlu terus ditingkatkan untuk memastikan efektivitas dan kecepatan respon dalam menghadapi situasi darurat di laut. Pemantauan cuaca secara real-time dan sistem peringatan dini yang handal juga sangat krusial untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.

Investigasi menyeluruh terhadap penyebab kecelakaan juga diperlukan untuk memastikan langkah-langkah perbaikan dan pencegahan yang tepat dapat diterapkan. Hal ini mencakup pemeriksaan kondisi kapal, pelatihan awak kapal, dan penegakan peraturan keselamatan pelayaran.

Kesimpulan

Tragedi KMP Tunu Pratama Jaya merupakan duka mendalam bagi keluarga korban dan bangsa Indonesia. Selain upaya pencarian yang terus dilakukan, perlu adanya evaluasi menyeluruh dan peningkatan sistem keselamatan pelayaran untuk mencegah tragedi serupa terulang di masa mendatang.

Semoga upaya pencarian korban yang hilang dapat segera membuahkan hasil dan memberikan kepastian bagi keluarga yang ditinggalkan. Belajar dari kejadian ini, keselamatan pelayaran harus menjadi prioritas utama bagi semua pihak terkait.