Prabowo Apresiasi Hilirisasi Jagung UMKM Bengkayang: Dorongan Ekonomi Lokal

oleh

Presiden Prabowo Subianto menunjukkan komitmen nyata terhadap peningkatan ekonomi kerakyatan, khususnya di sektor pertanian dan UMKM, selama kunjungan kerjanya ke Bengkayang, Kalimantan Barat. Kunker tersebut bukan sekadar kunjungan formal, melainkan demonstrasi nyata dukungan terhadap hilirisasi komoditas dan pemberdayaan pelaku usaha lokal.

Salah satu fokus kunjungan Presiden Prabowo adalah meninjau pameran yang menampilkan hasil hilirisasi jagung. Kabupaten Bengkayang sendiri menampilkan 11 jenis produk olahan jagung, mulai dari keripik, dodol, hingga sirup. Hal ini menunjukkan potensi besar diversifikasi produk pertanian untuk meningkatkan nilai tambah dan pendapatan petani.

Reaksi Presiden Prabowo terhadap pameran tersebut sangat positif. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bengkayang, Yulianus, mengungkapkan, “Beliau agak sedikit terkejut ternyata jagung bisa menjadi keripik, bisa menjadi dodol, dan bisa menjadi juga sirup, dan beliau langsung tertarik untuk membeli.” Kejutan positif ini menunjukkan betapa pentingnya inovasi dan kreativitas dalam mengolah hasil pertanian.

Pengembangan UMKM dan Hilirisasi Jagung

Presiden Prabowo tak hanya mengapresiasi hasil yang sudah ada, tetapi juga memberikan dorongan kuat untuk pengembangan lebih lanjut. Pesan Presiden Prabowo kepada tim pameran dan pelaku UMKM sangat jelas: “Silakan dikembangkan, kemudian secara langsung untuk mengenai pengembangan komunitas jagung Pak Presiden mungkin langsung berpesan kepada Pak Menteri langsung dari terkait dengan masalah apa rencana untuk di Kabupaten Bengkayang,” ujar Yulianus menirukan pesan Presiden.

Dukungan ini penting karena pengembangan UMKM tidak hanya berdampak pada peningkatan ekonomi lokal, tetapi juga memperkuat ketahanan ekonomi nasional. Hilirisasi jagung, misalnya, bukan hanya menciptakan produk baru, tetapi juga membuka lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan petani.

Lebih jauh lagi, keberhasilan hilirisasi jagung di Bengkayang dapat menjadi model bagi daerah lain di Indonesia. Replikasi model ini dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi di berbagai wilayah dan mengurangi ketergantungan pada ekspor komoditas mentah.

Terobosan Teknologi Pertanian: Menuju Swasembada Jagung dan Kedelai

Kunjungan Presiden Prabowo ke Bengkayang juga mencakup dialog langsung dengan Prof. Ali Zum Mashar, inovator teknologi bioteknologi pertanian. Prof. Ali memaparkan terobosan teknologi yang berpotensi mewujudkan swasembada jagung dan kedelai dalam waktu dua tahun. Presiden Prabowo menyambut rencana ini dengan antusiasme tinggi.

Menurut Prof. Ali, “Presiden sangat puas sekali, sangat antusias, dan bilang bahwa ini ya, janji ya 2 tahun sama Pak Menteri Pertanian dan Pak Kapolri swasembada kedelai. Oke, janji 2 tahun ya, dikerjakan.” Pernyataan ini menunjukkan komitmen kuat pemerintah untuk mencapai swasembada pangan melalui inovasi teknologi.

Presiden Prabowo menekankan pentingnya memaksimalkan dan menyebarluaskan terobosan teknologi ini ke seluruh Indonesia. Ia ingin menjadikan ini sebagai gerakan nasional menuju swasembada berbasis inovasi teknologi. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan mengurangi ketergantungan impor.

Dukungan Pemerintah untuk Petani

Program pendampingan petani, penyediaan modal, dan mekanisasi pertanian merupakan kunci keberhasilan swasembada pangan. Prof. Ali menekankan, “Jadi petani jangan dibiarkan begitu aja, tidak ada pendamping, di sini sudah ada pendamping, pemodal, alsintan, mekanisasi yang semua itu akan membantu petani untuk mendapatkan kesejahteraannya dan pendapatannya yang wajar dan sesuai dengan haknya.”

Dengan adanya dukungan pemerintah yang komprehensif, petani diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatannya. Hal ini akan berkontribusi pada peningkatan ekonomi nasional dan penguatan ketahanan pangan Indonesia.

Kesimpulannya, kunjungan Presiden Prabowo ke Bengkayang bukan sekadar kunjungan seremonial. Ini merupakan bukti nyata komitmen pemerintah dalam mendorong hilirisasi produk pertanian, pemberdayaan UMKM, dan penerapan teknologi pertanian untuk mencapai swasembada pangan. Keberhasilan program ini akan sangat berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani dan perekonomian nasional.