Presiden Prabowo Subianto, melalui Wakil Ketua Umum PB IPSI Sugiono, menyampaikan harapan agar pencak silat dapat berperan signifikan dalam memperkuat karakter bangsa Indonesia. Peringatan HUT Ke-77 PB IPSI di Padepokan Pencak Silat TMII, Jakarta, menjadi momentum penting untuk menekankan hal tersebut.
Menurut Presiden Prabowo, “Bangsa yang kuat adalah bangsa yang karakter orang-orangnya kuat, karakter orang-orangnya tangguh, karakter orang-orangnya diisi dengan nilai-nilai kependekaran dan kesatria.” Pencak silat, dengan nilai-nilai luhurnya, dianggap sebagai media efektif untuk menanamkan nilai-nilai tersebut pada masyarakat Indonesia.
Sugiono, yang juga menjabat sebagai Menteri Luar Negeri RI, mengungkapkan pesan Presiden Prabowo yang disampaikan berulang kali. Beliau menekankan bahwa pencak silat merupakan warisan budaya bangsa yang sarat akan nilai-nilai positif, sangat bermanfaat untuk membangun karakter bangsa yang kuat dan bermartabat.
Nilai-Nilai Positif Pencak Silat untuk Bangsa
Pencak silat bukan sekadar bela diri; ia merupakan seni budaya yang kaya akan filosofi. Nilai-nilai seperti disiplin, sportivitas, rasa hormat, dan keberanian merupakan beberapa contoh nilai yang terkandung di dalamnya. Nilai-nilai ini sangat penting dalam membentuk karakter individu yang kuat dan tangguh, yang pada akhirnya akan berkontribusi pada kekuatan bangsa.
Lebih jauh lagi, pencak silat mengajarkan pentingnya keseimbangan antara kekuatan fisik dan mental. Pendekar sejati tidak hanya memiliki kemampuan bertarung yang handal, tetapi juga memiliki pengendalian diri, keteguhan hati, dan kebijaksanaan dalam menghadapi tantangan kehidupan. Ini merupakan aset berharga bagi pembangunan karakter bangsa.
Implementasi Nilai-Nilai Pencak Silat dalam Pendidikan
Pentingnya integrasi nilai-nilai pencak silat ke dalam sistem pendidikan nasional patut dipertimbangkan. Melalui ekstrakurikuler atau bahkan integrasi ke dalam mata pelajaran tertentu, generasi muda dapat mempelajari dan menghayati nilai-nilai positif tersebut sejak dini. Hal ini dapat membentuk karakter generasi penerus yang lebih kuat, berdisiplin, dan berakhlak mulia.
Selain itu, pemerintah perlu mendukung pengembangan program-program pelatihan pencak silat yang berfokus pada pembentukan karakter, bukan hanya pada aspek bela diri saja. Kurikulum yang komprehensif, yang menggabungkan aspek fisik, mental, dan spiritual, akan lebih efektif dalam membentuk karakter yang terintegrasi dan utuh.
Target PB IPSI: Pencak Silat di Olimpiade
PB IPSI memiliki target ambisius untuk menjadikan pencak silat sebagai cabang olahraga resmi di Olimpiade. Sugiono menyampaikan harapan agar pencak silat dapat tampil sebagai cabang olahraga ekshibisi di Olimpiade Los Angeles 2028 dan menjadi cabang resmi di Olimpiade Brisbane 2032.
Target ini memerlukan kerja keras dan strategi yang matang dari PB IPSI. Promosi pencak silat di kancah internasional perlu ditingkatkan, termasuk meningkatkan kualitas pelatihan atlet dan infrastruktur pendukung. Keberhasilan ini akan meningkatkan prestise pencak silat di mata dunia dan memperkuat posisi Indonesia di dunia internasional.
Puncak peringatan HUT Ke-77 PB IPSI dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo, dan Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Letjen TNI Purn. Marciano Norman. Kehadiran mereka menunjukkan dukungan kuat terhadap pengembangan pencak silat di Indonesia.
Presiden Prabowo, meskipun berhalangan hadir, menyampaikan permintaan maaf dan tetap memberikan dukungan penuh terhadap PB IPSI dan perkembangan pencak silat di Indonesia. Beliau berharap pencak silat dapat berkontribusi besar dalam pembangunan karakter dan jiwa bangsa Indonesia.