Tragedi tenggelamnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya di Selat Bali pada Rabu, 2 Juli 2024, pukul 23.35 WIB, menyisakan duka mendalam. Kapal yang membawa 53 penumpang, 12 anak buah kapal (ABK), dan 22 kendaraan itu tenggelam di lintasan Pelabuhan Ketapang (Banyuwangi) menuju Pelabuhan Gilimanuk (Bali).
Tim SAR gabungan langsung bergerak cepat melakukan pencarian dan pertolongan. Operasi SAR yang melibatkan unsur laut, udara, dan darat dimaksimalkan untuk menemukan korban. Pencarian diperluas pada hari kedua pasca kejadian, Jumat, 4 Juli 2024, dengan memanfaatkan berbagai alat utama operasi SAR yang tersedia.
Upaya Pencarian dan Pertolongan
Deputi Bidang Operasi Pencarian dan Pertolongan Kesiapsiagaan Basarnas, Laksamana Pertama Ribut Eko Suyanto, menjelaskan bahwa tim SAR gabungan bekerja keras siang dan malam. Pencarian dilakukan secara intensif, baik di perairan maupun di darat. Kapal Negara (KN) Permadi dan KN Arjuna, serta sejumlah kapal SAR lainnya dikerahkan untuk mendukung operasi.
Operasi malam hari dilakukan dengan cermat agar tidak mengganggu lalu lintas penyeberangan rutin Ketapang-Gilimanuk. Prioritas utama adalah keselamatan dan efisiensi pencarian korban yang masih hilang. Koordinasi antar instansi terkait juga dijaga agar proses penyelamatan berjalan efektif.
Korban Kecelakaan
Hingga Kamis, 3 Juli 2024 malam, sebanyak 35 korban telah ditemukan. Dari jumlah tersebut, 29 orang berhasil diselamatkan dan telah diserahkan kepada keluarga masing-masing di Pelabuhan Ketapang (21 orang) dan Pelabuhan Gilimanuk (8 orang). Sayangnya, enam orang ditemukan meninggal dunia.
Keenam korban meninggal dunia tersebut adalah Ekos Satrio (Sukowidi, Banyuwangi), Elok Rumantini (Sritanjung, Banyuwangi), Cahyani (Wonosobo, Srono, Banyuwangi), Fitri April Lestari, Afan A. Mustafa (Desa Tempo, Cluring, Banyuwangi), dan satu korban lainnya yang identitasnya belum diungkap secara lengkap. Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi, turut hadir memberikan penghormatan terakhir dan menyerahkan jenazah kepada keluarga korban di Pelabuhan Ketapang.
Data Posko Operasi SAR gabungan di Pelabuhan Ketapang mencatat, hingga Kamis malam, masih ada 30 korban yang dinyatakan hilang dan masih dalam proses pencarian intensif. Tim SAR terus berupaya keras untuk menemukan seluruh korban dan berharap dapat memberikan kepastian kepada keluarga korban yang masih menunggu kabar.
Kronologi Kejadian dan Investigasi
KMP Tunu Pratama Jaya berangkat dari Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk pada Rabu, 2 Juli 2024 pukul 22.56 WIB. Hanya sekitar 40 menit kemudian, tepatnya pukul 23.35 WIB, kapal tersebut mengalami kecelakaan dan tenggelam. Penyebab pasti tenggelamnya kapal masih dalam penyelidikan.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah memulai investigasi untuk mengungkap penyebab kecelakaan laut ini. Investigasi menyeluruh akan dilakukan untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang. Hasil investigasi akan diumumkan setelah proses penyelidikan selesai.
Kesimpulan
Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya merupakan tragedi yang menyedihkan. Upaya pencarian dan pertolongan terus dilakukan dengan melibatkan berbagai unsur. Semoga seluruh korban yang masih hilang dapat segera ditemukan dan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan untuk melewati masa sulit ini. Selain itu, investigasi menyeluruh diharapkan dapat mengungkap penyebab kecelakaan dan memberikan rekomendasi untuk meningkatkan keselamatan pelayaran di Selat Bali.