Operasi pencarian dan penyelamatan korban longsor di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, memasuki hari ketiga dengan intensitas yang terus ditingkatkan. Tim SAR gabungan berupaya keras untuk menemukan para korban yang masih hilang, serta mengatasi berbagai kendala yang menghambat proses evakuasi.
Cuaca buruk dan medan yang sulit menjadi tantangan utama dalam operasi ini. Namun, tim SAR tak kenal lelah, terus berkoordinasi dan mengerahkan berbagai sumber daya untuk memastikan setiap korban dapat segera ditemukan. Upaya modifikasi cuaca juga dilakukan untuk memperlancar proses pencarian.
Penemuan Korban dan Pembagian Sektor Pencarian
Pada hari ketiga, tim SAR gabungan kembali menemukan dua korban meninggal dunia. Kedua korban ditemukan di area worksite A2, yang menjadi fokus utama pencarian sejak pagi hari.
Kepala Kantor SAR Cilacap, Muhamad Abdullah, mengumumkan penemuan tersebut dalam konferensi pers pada Sabtu, 15 November 2025. Dengan penemuan ini, jumlah korban yang berhasil diidentifikasi terus bertambah.
“Terupdate barusan kami mendapat informasi di lapangan pukul 11:37 menit di posisi A2 terevakuasi satu body part,” ujar Abdullah.
Hingga saat itu, tim SAR terus berupaya mencari 20 korban yang dilaporkan hilang. Dari jumlah tersebut, tiga korban telah ditemukan, sementara pencarian terhadap 17 korban lainnya masih berlangsung.
“Di pagi hari kita melakukan proses pencarian 20, sudah ketemu 3, dan kami masih melanjutkan proses pencarian masih 17 (korban),” kata Abdullah.
Pembagian Sektor dan Pengerahan Alat Berat
Operasi SAR di Cilacap dibagi menjadi beberapa sektor untuk mempercepat identifikasi lokasi korban. Pembagian sektor ini memungkinkan tim untuk melakukan pencarian secara lebih terfokus dan efisien.
Selain itu, sejumlah alat berat dikerahkan untuk memindahkan material longsor yang menimbun permukiman warga. Alat berat digunakan terutama di area dengan kedalaman timbunan yang paling ekstrem.
Tim gabungan juga menggunakan peralatan manual seperti cangkul dan sekop untuk menjangkau area sempit yang tidak bisa diakses oleh mesin.
Koordinasi yang intensif dilakukan antara Basarnas, TNI, Polri, relawan, dan pemerintah daerah untuk memastikan setiap sektor dapat dipantau dan dibersihkan secara bertahap.
Kendala Cuaca dan Rencana Modifikasi Awan
Cuaca buruk menjadi tantangan besar dalam proses pencarian. Hujan deras yang terus mengguyur berpotensi memicu longsor susulan dan menghambat pergerakan alat berat.
Untuk mengatasi kendala cuaca, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyiapkan langkah mitigasi tambahan melalui modifikasi cuaca.
Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan, menyampaikan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Kepala BNPB untuk segera melakukan rekayasa cuaca di wilayah Cilacap.
“Tadi saya sudah berkoordinasi dengan Kepala BNPB, kami minta agar untuk di wilayah sini di Kabupaten Cilacap diadakan modifikasi (cuaca),” kata Budi.
Langkah modifikasi cuaca akan dilakukan dengan bantuan BMKG, yang akan memberikan supervisi dan ikut serta dalam operasi penebaran garam dari udara.
Proses ini bertujuan untuk merangsang hujan di area yang lebih aman atau mengendalikan pembentukan awan, sehingga cuaca dapat lebih bersahabat bagi tim SAR.
“BMKG akan membantu ikut ke dalam pesawat untuk menebar garam pada awan yang mengandung bibit air,” jelas Budi Irawan.
Tim SAR terus berupaya semaksimal mungkin untuk menemukan korban yang tersisa. Melalui dukungan modifikasi cuaca, pembagian sektor yang lebih detail, serta tambahan bantuan alat berat, operasi diharapkan dapat mempercepat evakuasi.













