Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Erick Thohir menegaskan bahwa Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) tidak akan mendapatkan pendanaan dari pemerintah untuk mengikuti kejuaraan tunggal atau *single event*. Kebijakan ini diambil sebagai bentuk kehati-hatian dalam pengelolaan anggaran negara dan untuk memastikan keadilan bagi seluruh cabang olahraga di Indonesia.
Keputusan ini tentu menjadi sorotan, mengingat sepak bola adalah olahraga yang sangat digemari di Indonesia. Namun, Menpora menekankan bahwa dukungan pemerintah akan difokuskan pada ajang multi cabang seperti SEA Games, Asian Games, dan Olimpiade. Langkah ini diambil untuk memaksimalkan penggunaan anggaran dan memberikan kesempatan bagi atlet dari berbagai cabang olahraga untuk berprestasi di kancah internasional.
Erick Thohir menjelaskan bahwa ia telah berkonsultasi dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terkait masalah ini. Hasilnya, disepakati bahwa PSSI tidak akan menerima dana pemerintah untuk kejuaraan tunggal. Keputusan ini diambil untuk memastikan penggunaan anggaran yang tepat dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
“Saya sudah konsultasi ke BPK, kita sepakat bahwa PSSI tidak bisa mendapatkan pendanaan pemerintah, khususnya untuk ajang *single event*,” ujar Erick dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (23/9).
Lebih lanjut, Erick menjelaskan bahwa dukungan dana dari pemerintah untuk ajang multi cabang pun akan tetap melalui proses pemeriksaan BPK. Hal ini untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam penggunaan anggaran negara.
“Jadi saya tetap mengedepankan kehati-hatian. Pemerintah harus adil terhadap semua cabang olahraga, tidak hanya PSSI,” tegas Erick.
Sebagai Menpora, Erick menegaskan bahwa tugasnya adalah memperhatikan seluruh cabang olahraga. PSSI, meskipun memiliki perhatian khusus dari masyarakat, hanyalah salah satu dari banyak federasi yang perlu mendapatkan perhatian dan dukungan dari pemerintah.
Indonesia akan mengikuti SEA Games 2025 di Thailand pada Desember mendatang. Menghadapi ajang tersebut, pemerintah telah menyiapkan anggaran sekitar Rp10 miliar. Dengan anggaran tersebut, Indonesia hanya dapat mengirimkan sekitar 120 atlet.
Erick mengungkapkan adanya keterbatasan anggaran yang akan memengaruhi jumlah atlet yang bisa dikirim ke SEA Games 2025. Ia juga menyebut bahwa target perolehan medali untuk SEA Games 2025 belum ditetapkan karena beberapa nomor unggulan Indonesia tidak dipertandingkan.
“Dengan anggaran Rp10 miliar, cuma 120 atlet yang bisa dikirim. Jadi nanti kita lihat, berapa emas yang bisa diraih,” ucap Erick.