Strategi Pramono: Akhiri Era Plt, Jakarta Menuju Kota Global

oleh

Gubernur Jakarta, Pramono Anung, telah menunjukkan komitmen kuatnya dalam mereformasi birokrasi Ibu Kota sejak dilantik pada 20 Februari 2025. Langkah signifikannya terlihat dalam pelantikan 59 dari 61 jabatan struktural di lingkungan Pemprov DKI pada 7 Mei 2025. Pelantikan ini mengakhiri era jabatan Pelaksana Tugas (Plt) yang telah berlangsung lama dan mengisi 22 jabatan tinggi yang sebelumnya kosong.

Pelantikan ini disambut positif oleh berbagai pihak, termasuk pengamat kebijakan publik Sugiyanto (SGY). SGY menilai langkah ini sebagai simbol penting reformasi birokrasi Jakarta, sekaligus menghilangkan keraguan publik terhadap keseriusan pemerintah dalam memperbaiki sistem administrasi. Ia melihat komitmen kuat Pramono Anung untuk menjadikan Jakarta sebagai kota global sebagai pendorong utama perubahan ini.

Reformasi Birokrasi Jakarta di Bawah Kepemimpinan Pramono Anung

Salah satu poin penting dalam reformasi ini adalah penggunaan sistem manajemen talenta dalam proses pengisian jabatan. Sistem ini memastikan pejabat yang dilantik memiliki kompetensi dan kualifikasi yang sesuai dengan tuntutan jabatan. Hal ini dinilai penting untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemerintahan.

Dengan pelantikan ini, Jakarta diharapkan semakin siap bersaing di kancah internasional. Targetnya adalah peningkatan peringkat Global Cities Index dari 74 menuju 50 besar dunia. Ini menuntut kinerja birokrasi yang lebih efektif, efisien, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

Dampak Positif Pelantikan Jabatan Struktural

Pelantikan ini juga memberikan dampak positif terhadap pelaksanaan program Quickwins 100 Hari Kerja. Program ini menekankan penyelesaian program secara tepat waktu dan tepat sasaran. Dengan adanya pejabat struktural yang definitif, pelaksanaan program-program prioritas dapat berjalan lebih lancar dan terarah.

Lebih lanjut, pelantikan ini memperkuat pondasi Jakarta untuk mengimplementasikan program-program prioritas yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025-2029. RPJMD ini berisi visi dan misi pemerintah daerah untuk pembangunan jangka menengah.

SGY juga mengapresiasi gaya kepemimpinan Pramono Anung yang kolaboratif dan bebas dari tarik-menarik kepentingan politik. Gaya kepemimpinan seperti ini dianggap krusial dalam mewujudkan pemerintahan yang lincah, efisien, dan berorientasi pada hasil nyata. Hal ini menjadi kunci sukses dalam mencapai visi Jakarta sebagai kota global yang berdaya saing.

Tantangan ke Depan

Meskipun langkah-langkah yang telah dilakukan sangat positif, masih ada tantangan yang perlu dihadapi. Salah satunya adalah memastikan konsistensi dalam penerapan reformasi birokrasi. Konsistensi ini penting untuk menjaga momentum perubahan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Selain itu, pemerintah perlu terus meningkatkan kapasitas dan kapabilitas aparatur sipil negara (ASN). Pelatihan dan pengembangan berkelanjutan sangat penting untuk memastikan ASN mampu menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan optimal. Hal ini akan mendukung pencapaian visi Jakarta sebagai kota global yang berkelanjutan.

Keberhasilan reformasi birokrasi di Jakarta tidak hanya bergantung pada pemerintah, tetapi juga pada partisipasi aktif masyarakat. Transparansi dan akuntabilitas pemerintah menjadi kunci dalam membangun kepercayaan publik. Dengan kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat, Jakarta dapat mewujudkan cita-cita sebagai kota global yang adil dan berkelanjutan.

Ke depan, perlu dikaji lebih lanjut mengenai indikator keberhasilan program-program yang telah dicanangkan. Evaluasi berkala dan umpan balik dari masyarakat sangat penting untuk memastikan efektivitas dan efisiensi program-program tersebut. Dengan demikian, reformasi birokrasi di Jakarta dapat terus berjalan dengan baik dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.