Kebijakan Tarif AS: Risiko Ekonomi yang Diwaspadai The Fed

oleh

Deputi Gubernur The Fed, Adriana Kugler, baru-baru ini memberikan pernyataan tegas mengenai dampak kebijakan tarif tinggi terhadap perekonomian Amerika Serikat. Kebijakan ini, yang diwariskan dari era pemerintahan Donald Trump dan hanya sedikit direvisi oleh pemerintahan saat ini, dinilai berpotensi memperburuk inflasi dan memperlambat pertumbuhan ekonomi.

Kugler menekankan bahwa meskipun terjadi pengurangan tarif antara AS dan China, level tarif saat ini masih jauh lebih tinggi dibandingkan beberapa dekade lalu. Ia memperingatkan bahwa dampak ekonomi yang signifikan masih akan terasa.

Pengurangan tarif, yang meliputi penurunan tarif AS terhadap produk China dari 145% menjadi 30% dan penurunan tarif China terhadap produk AS dari 125% menjadi 10%, dianggap belum cukup untuk mengatasi masalah yang sudah muncul.

Dampak Negatif Tarif Tinggi

Tarif tinggi menciptakan guncangan pasokan negatif. Biaya produksi meningkat karena bahan baku menjadi lebih mahal akibat tarif impor. Ini langsung berdampak pada kenaikan harga barang di tingkat konsumen (inflasi) dan menekan daya beli masyarakat.

Kugler memproyeksikan bahwa jika tarif tetap tinggi, inflasi akan semakin tinggi dan pertumbuhan ekonomi akan semakin melambat. Hal ini sejalan dengan pernyataan Gubernur Federal Reserve Chicago, Austan Goolsbee, yang menilai situasi tarif saat ini menciptakan ketidakpastian tinggi di pasar.

Ketidakpastian ini memberikan tekanan ganda terhadap harga dan pertumbuhan ekonomi. Perusahaan cenderung mengurangi investasi dan mencari jalur produksi yang lebih mahal dan kurang efisien untuk menghindari beban tarif. Hal ini berdampak langsung pada penurunan produktivitas.

Dampak terhadap Lapangan Kerja dan Permintaan Konsumen

Kenaikan harga barang juga mengurangi permintaan konsumen, yang berpotensi menekan sektor ketenagakerjaan. Meskipun sektor lapangan kerja masih relatif stabil, risiko terhadap ekonomi makro tetap nyata.

Penurunan permintaan memang bisa menekan inflasi, namun efeknya tidak cukup untuk menyeimbangkan dampak negatif dari guncangan pasokan yang ditimbulkan oleh tarif tinggi.

Meskipun kesepakatan dagang antara AS dan China menjadi sinyal positif, Kugler menegaskan bahwa tarif yang masih sangat tinggi antara kedua negara merupakan penghalang utama bagi pemulihan ekonomi.

Kebijakan Moneter The Fed

The Fed telah mempertahankan suku bunga acuannya tanpa perubahan selama tiga kali pertemuan berturut-turut. Kugler menyatakan bahwa kebijakan moneter saat ini sudah cukup membatasi dan perlu dipantau secara cermat ke depan.

Situasi ini menunjukkan bahwa The Fed waspada terhadap dampak gabungan dari kebijakan tarif dan inflasi terhadap perekonomian AS. Langkah-langkah selanjutnya dari The Fed akan sangat bergantung pada perkembangan ekonomi selanjutnya, khususnya perkembangan inflasi dan pertumbuhan ekonomi.

Secara keseluruhan, pernyataan Kugler dan Goolsbee memberikan gambaran yang cukup pesimistis tentang dampak jangka pendek dan menengah kebijakan tarif tinggi. Pemulihan ekonomi AS bergantung pada penyesuaian kebijakan yang lebih signifikan, termasuk kemungkinan penurunan tarif yang lebih drastis.

Analisis yang lebih mendalam diperlukan untuk memahami implikasi jangka panjang dari kebijakan tarif ini, termasuk pengaruhnya terhadap struktur perdagangan global dan keseimbangan kekuatan ekonomi antar negara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.