KNKT Selidiki Tragedi Tenggelamnya Kapal Tunu Pratama Jaya: Cari Penyebab Bencana

oleh

Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah memulai investigasi menyeluruh terkait peristiwa tenggelamnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya di Selat Bali pada Rabu, 2 Juli 2023, sekitar pukul 23.35 WIB. Kecelakaan ini terjadi di jalur penyeberangan Pelabuhan Ketapang (Banyuwangi) – Pelabuhan Gilimanuk (Bali).

KMP Tunu Pratama Jaya membawa 53 penumpang, 12 awak kapal (ABK/kru), dan 22 unit kendaraan saat kejadian nahas tersebut. Kapal berangkat dari Pelabuhan Ketapang pukul 22.56 WIB. Penyelidikan KNKT akan fokus pada berbagai aspek untuk mengungkap penyebab pasti kecelakaan.

Fokus Investigasi KNKT

Ketua KNKT, Soejanto Tjahjono, menjelaskan bahwa investigasi akan dimulai dari proses keberangkatan kapal. KNKT akan memeriksa kelengkapan Surat Persetujuan Berlayar (SPB) yang diterima KMP Tunu Pratama Jaya sebelum berangkat. Hal ini mencakup pemeriksaan kelaikan kapal, kelengkapan dokumen, dan aspek keselamatan lainnya.

Bukti-bukti akan dikumpulkan secara komprehensif untuk memastikan semua aspek keselamatan terpenuhi. KNKT juga akan menyelidiki prosedur dan pelaksanaan tanggap darurat yang dilakukan saat kecelakaan terjadi, termasuk menganalisis bukti-bukti visual yang beredar di media sosial.

Analisis Kelayakan Kapal dan Prosedur Keselamatan

Investigasi akan mendetail hingga pada aspek teknis kelaikan kapal. KNKT akan mengevaluasi kondisi fisik kapal, sistem navigasi, hingga sistem keamanan di dalamnya. Apakah terdapat kelainan teknis atau masalah pemeliharaan yang menjadi faktor penyebab kecelakaan akan ditelusuri secara mendalam.

Selain itu, KNKT akan memeriksa kepatuhan terhadap prosedur keselamatan yang berlaku, mulai dari prosedur pelayaran hingga prosedur evakuasi darurat. Apakah prosedur tersebut dijalankan dengan benar dan efektif akan menjadi fokus utama investigasi ini.

Penyelidikan Prosedur Tanggap Darurat

KNKT akan mempelajari dan menganalisis respon tim di atas kapal saat kejadian. Apakah prosedur evakuasi sudah sesuai standar keselamatan dan apakah pelatihan tanggap darurat bagi awak kapal telah dilakukan secara memadai akan dikaji secara rinci.

Investigasi juga akan meneliti komunikasi antara kapal dengan pihak terkait, termasuk stasiun pemantauan pelabuhan, pada saat dan sebelum kecelakaan terjadi. Apakah ada hambatan komunikasi atau keterlambatan pelaporan yang memperburuk situasi.

Kerja Sama dengan Tim SAR

KNKT menekankan kerja sama yang erat dengan tim SAR dalam proses pencarian dan penyelamatan korban. Informasi yang dikumpulkan selama operasi SAR akan menjadi input penting dalam investigasi. Setelah operasi SAR selesai, KNKT akan melakukan investigasi lanjutan secara lebih intensif.

Menteri Perhubungan telah menyatakan bahwa penyelidikan penyebab kecelakaan sepenuhnya diserahkan kepada KNKT. Hasil investigasi KNKT akan diharapkan dapat memberikan rekomendasi untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang dan meningkatkan keselamatan pelayaran di Selat Bali.

Rekomendasi dan Pencegahan di Masa Mendatang

Setelah investigasi selesai, KNKT akan mengeluarkan laporan yang berisi temuan, analisis, dan rekomendasi untuk meningkatkan keselamatan pelayaran. Rekomendasi ini akan mencakup perbaikan prosedur keselamatan, peningkatan standar perawatan kapal, dan kemungkinan revisi regulasi yang relevan.

Tujuan utama dari investigasi ini bukan hanya untuk mengetahui penyebab kecelakaan KMP Tunu Pratama Jaya, tetapi juga untuk mencegah tragedi serupa terjadi lagi di masa depan. Kesimpulan dan rekomendasi dari KNKT sangat diharapkan untuk menciptakan sistem transportasi laut yang lebih aman dan handal.