Dana darurat merupakan aset penting bagi setiap individu, terutama bagi milenial dan Gen Z yang tengah membangun karier dan keluarga. Kehilangan penghasilan mendadak akibat sakit atau Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) bisa sangat mengganggu stabilitas keuangan. Oleh karena itu, memiliki dana darurat adalah langkah bijak untuk menghadapi situasi tak terduga.
Dana darurat berbeda dengan tabungan biasa. Tabungan umumnya untuk memenuhi keinginan seperti membeli gadget atau kendaraan. Sementara dana darurat dipersiapkan untuk menutupi pengeluaran ketika penghasilan terhenti. Tujuannya adalah untuk menjaga kelangsungan hidup sehari-hari tanpa perlu menjual aset atau berhutang.
“Dana darurat adalah dana yang disisihkan dari penghasilan, sama halnya menabung namun berbeda tujuannya.” Dana darurat menjadi penyangga keuangan agar Anda tetap bisa memenuhi kebutuhan pokok saat menghadapi masa sulit. Dengan demikian, Anda dapat menghadapi tantangan finansial tanpa harus mengambil langkah drastis.
Berikut panduan praktis mengumpulkan dana darurat, khususnya bagi milenial dan Gen Z yang kerap tergoda oleh kemudahan belanja online dan transaksi digital:
**1. Tentukan Target Jumlah Dana Darurat**
Langkah pertama adalah menghitung kebutuhan dana darurat. Pertama, hitung pengeluaran bulanan Anda. Kemudian, kalikan dengan jumlah bulan yang Anda perkirakan butuh untuk kembali mendapatkan penghasilan jika terjadi PHK atau sakit. Misalnya, jika pengeluaran bulanan Rp 2 juta dan Anda memperkirakan butuh waktu 3 bulan untuk mendapatkan pekerjaan baru, maka dana darurat yang dibutuhkan adalah Rp 6 juta.
“Jumlah dana yang harus dikumpulkan diukur berdasarkan pengeluaran rutin dalam sebulan, setelah itu dikali sesuai kebutuhan. Misal, saat kena PHK berapa lama perkiraan akan mendapatkan pekerjaan dan kembali memiliki penghasilan, bisa dalam waktu 3 bulan. Jadi, kalau misalnya pengeluaran bulanannya Rp 2 juta untuk keperluan 3 bulan, maka jumlah dana darurat yang harus dikumpulkan sebesar Rp 6 juta.” Menentukan target ini sangat krusial untuk memotivasi diri dan mengukur progres pengumpulan dana.
**2. Konsisten Menabung**
Setelah mengetahui jumlah dana yang dibutuhkan, mulailah menabung secara konsisten. Sisihkan sebagian penghasilan Anda setiap bulan, berapa pun jumlahnya. Ingat pepatah, “sedikit-sedikit, lama-lama menjadi bukit.” Disiplin dalam menabung adalah kunci keberhasilan.
“Dana darurat bisa dikumpulkan dengan cara mencicil sama halnya dengan menabung, yaitu menyisihkan sedikit uang dari penghasilan berupa gaji atau hasil usaha. Meskipun penghasilan pas-pasan bukan berarti tidak bisa menabung, seperti kata pepatah menabung sedikit-sedikit lama-lama jadi bukit.” Bahkan menyisihkan Rp 250.000 per bulan tetap akan berkontribusi signifikan dalam jangka panjang.
**3. Praktikkan Penghematan Cerdas**
Jika Anda merasa proses menabung terlalu lambat, pertimbangkan untuk melakukan penghematan. Identifikasi pengeluaran tidak penting yang dapat dikurangi, seperti makan di restoran, berlangganan layanan streaming yang tidak terpakai, atau mengurangi frekuensi belanja online. Prioritaskan kebutuhan daripada keinginan.
“Bila waktu yang dibutuhkan terlalu lama untuk mengumpulkan dana darurat, cara cepatnya adalah berhemat. Untuk berhemat maka atur kembali pengeluaran bulan disaat mengumpulkan dana darurat dengan menentukan skala prioritas. Misalnya, dari pengeluaran rutin ada biaya yang bisa dikurangi, seperti biaya liburan, makan di luar, biaya layanan berlangganan, dan lain-lain.” Penghematan cerdas akan mempercepat pencapaian target dana darurat.
**4. Manfaatkan Pendapatan Pasif (Passive Income)**
Pendapatan pasif dapat membantu mempercepat pengumpulan dana darurat. Investasikan dana yang telah terkumpul pada instrumen investasi dengan risiko rendah dan likuiditas tinggi, seperti deposito berjangka atau tabungan dengan bunga tinggi. Pilih instrumen yang mudah diakses dan penarikannya tidak dikenakan biaya tinggi.
“Pengumpulan dana darurat bisa juga dibantu dengan pendapatan pasif (passive income) diluar dari penghasilan rutin. Dana darurat yang dikumpulkan bisa dijadikan passive income dengan instrumen investasi tingkat risiko rendah dan mudah dalam penarikan dana. Misal dana darurat disimpan di tabungan berbunga tinggi, dengan begitu saldo bisa bertambah dari bunga tabungan.” Bunga dari investasi akan menambah saldo dana darurat secara bertahap.
**5. Lakukan Evaluasi Berkala**
Lakukan pencatatan dan evaluasi secara berkala untuk memantau progres pengumpulan dana darurat. Evaluasi membantu memastikan Anda tetap berada di jalur yang tepat dan menyesuaikan strategi jika diperlukan.
“Saat mengumpulkan dana darurat, lakukan pencatatan lalu evaluasi secara berkala untuk meninjau kemajuan. Evaluasi bertujuan untuk mengukur seberapa banyak uang yang berhasil dikumpulkan dan berapa lama lagi waktu yang dibutuhkan.” Evaluasi ini akan memperkuat komitmen dan meminimalisir kemungkinan gagal mencapai target.
Selain lima langkah di atas, manfaatkan penghasilan tambahan seperti bonus, THR, atau hadiah untuk mempercepat pengumpulan dana darurat. Tahan keinginan untuk berbelanja barang-barang yang tidak terlalu dibutuhkan hingga dana darurat tercapai. Dengan perencanaan yang matang dan disiplin yang tinggi, Anda pasti bisa memiliki dana darurat yang cukup untuk menghadapi situasi darurat.