Pada Jumat, 9 Mei 2025, Menteri Perdagangan Budi Santoso secara resmi melepas ekspor satu kontainer tuna beku jenis frozen yellowfin tuna loin ke Uni Emirat Arab (UEA). Ekspor senilai USD 90.000 atau sekitar Rp1,87 miliar ini dilakukan oleh PT Dempo Andalas Samudera yang berlokasi di Padang, Sumatera Barat. Keberhasilan ini menandai langkah signifikan dalam pengembangan sektor perikanan Indonesia di pasar internasional.
Pelepasan ekspor tersebut dihadiri oleh sejumlah pejabat penting, termasuk Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Fajarini Puntodewi, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Iqbal Shoffan Shofwan, dan Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah. Kehadiran perwakilan Aruna Holding, termasuk investor Avina Sugiarto dan Chief Sustainability Officer Utari Octavianty, juga menandakan kolaborasi kuat antara pemerintah dan sektor swasta dalam mendorong ekspor produk perikanan.
Pemanfaatan Perjanjian Perdagangan Internasional
Menteri Perdagangan Budi Santoso menekankan pentingnya memanfaatkan perjanjian perdagangan internasional, khususnya Indonesia-UAE Comprehensive Economic Partnership Agreement (IUAE-CEPA). Perjanjian ini membuka akses pasar UEA bagi produk Indonesia dengan tarif bea masuk yang kompetitif. Hal ini memberikan peluang emas bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk menembus pasar global dan meningkatkan daya saingnya.
Selain IUAE-CEPA, Indonesia juga akan menandatangani perjanjian CEPA dengan Tunisia pada bulan Juni 2025. Pemerintah juga terus berupaya menyelesaikan perundingan CEPA dengan Uni Eropa. Strategi ini bertujuan untuk memperluas akses pasar ekspor ke negara-negara nontradisional dan mengurangi ketergantungan pada pasar ekspor yang sudah ada.
Strategi Menghadapi Ketidakpastian Global
Budi Santoso menjelaskan bahwa pembukaan pasar ekspor baru menjadi strategi yang sangat relevan di tengah ketidakpastian ekonomi global. Perang dagang dan hambatan perdagangan unilateral yang sering terjadi mengharuskan Indonesia untuk memiliki daya tawar yang kuat melalui perjanjian perdagangan bilateral dan multilateral. Perjanjian perdagangan ini menjadi kunci untuk menjaga kelangsungan ekspor nasional dan melindungi kepentingan para pelaku usaha Indonesia.
Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah menyambut baik dukungan Kementerian Perdagangan terhadap produk ekspor unggulan daerah. Ia menuturkan bahwa program Export Coaching dari Kemendag telah berhasil membina puluhan eksportir baru di Sumatera Barat. Program ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam memberikan pelatihan dan pendampingan kepada pelaku usaha lokal untuk meningkatkan kualitas produk dan daya saing mereka di pasar internasional.
Dampak Positif Ekspor Tuna ke UEA
Utari Octavianty, Chief Sustainability Officer Aruna Indonesia, menyampaikan apresiasi atas dukungan pemerintah terhadap ekspor perikanan. Ia menekankan bahwa keberhasilan ekspor tuna ke Dubai bukan hanya prestasi perusahaan, tetapi juga hasil kerja keras nelayan dan seluruh rantai pasok industri perikanan Indonesia. Ekspor ini menjadi simbol perjuangan dan harapan untuk masa depan industri perikanan Indonesia yang lebih maju dan berkelanjutan.
Ekspor tuna ke UEA ini memiliki dampak positif yang luas. Selain memperluas pasar ekspor, kegiatan ini juga mendorong peningkatan kesejahteraan nelayan dan pekerja sektor kelautan. Indonesia semakin memperkuat posisinya sebagai negara penghasil produk laut berkualitas tinggi di pasar global. Keberhasilan ini diharapkan dapat menginspirasi daerah lain untuk mengembangkan produk unggulannya dan mengekspornya ke pasar internasional.
Potensi Pengembangan Industri Perikanan
Suksesnya ekspor tuna beku ke UEA membuka peluang besar bagi pengembangan industri perikanan Indonesia. Pemerintah perlu terus meningkatkan dukungannya melalui berbagai program, seperti pelatihan, pendanaan, dan fasilitasi akses pasar. Kolaborasi yang kuat antara pemerintah, pelaku usaha, dan nelayan sangat penting untuk memastikan keberlanjutan dan peningkatan daya saing industri perikanan Indonesia di pasar global. Riset dan inovasi teknologi juga menjadi kunci untuk meningkatkan kualitas produk dan efisiensi produksi.
Langkah-langkah untuk meningkatkan kualitas produk perikanan Indonesia, antara lain: peningkatan standar sanitasi dan keamanan pangan, diversifikasi produk, pengembangan sistem rantai dingin yang handal, dan peningkatan pemasaran digital. Dengan strategi yang tepat, Indonesia berpotensi untuk menjadi pemain utama dalam pasar produk perikanan global.